JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUMU

HIKMAH HARI INI

Sabtu, Mei 28, 2011

download kitab shahih fiqih sinnah


Bagi ikhwah yang sedang mencari kitab asli shahih fiqih sunnah yang berbahasa Arab bisa coba download di sini semoga berhasil dan bermanfaat...

Jumat, Mei 27, 2011

Mengapa Burung Tidak Takut dengan Arus Listrik


Awas, tegangan tinggi! Begitulah tulisan yang terpampang di sebuah tiang listrik. Namun, sekawanan burung nekat hinggap di atas kabel tanpa memedulikan peringatan tersebut (apa karena tidak bisa membaca ya?). Mengapa burung-burung tersebut tidak tersetrum?Listrik memberikan manfaat bagi manusia. Berbagai alat penerangan, alat rumah tangga, dan mesin industri menggunakan listrik. Selain bermanfaat, listrik juga berbahaya bagi manusia. Bahaya listrik di antaranya dapat menyetrum manusia. Peristiwa tersetrum terjadi apabila arus listrik mengalir melewati bagian tubuh makhluk hidup. Hal ini mempunyai dampak yang sangat fatal, hanya dalam hitungan detik makhluk hidup yang tersetrum bisa mati. Makin tinggi tegangan (voltag e) listrik, makin cepat listrik membawa kematian. Pada tegangan rendah, dampak tersetrum tidak terlalu parah.
Untuk meminimalisasi bahaya listrik, PLN Jepang menyediakan listrik dengan tegangan rendah, 110 volt. Tegangan ini dipandang relatif aman bagi nyawa manusia, meskipun tetap saja sakit jika tersetrum.
Namun, tidak separah tersetrum listrik 220 volt. Lagipula, orang mudah melepaskan diri ketika tersetrum listrik tegangan rendah. Makin tinggi voltase, makin “lengket” orang tersebut kepada sumber arus. PLN Indonesia masih menggunakan listrik dengan tegangan 220 volt. Tegangan ini cukup tinggi dan bisa membunuh manusia. Mengapa di Indonesia tidak menggunakan listrik 110 volt? PLN berdalih, listrik tegangan rendah, biayanya mahal karena membutuhkan kabel yang diameternya lebih besar.
Untuk menghindarkan diri dari bahaya listrik, manusia menciptakan beragam isolator. Isolator merupakan bahan yang tidak menghantarkan listrik. Bahan-bahan seperti plastik, karet, dan kayu bersifat isolator. Karet digunakan untuk membungkus kabel untuk menghindari bahaya listrik. Untuk keamanan, pegawai PLN menggunakan sarung karet dan sepatu plastik ketika memperbaiki instalasi listrik. Kita dianjurkan menggunakan sandal karet saat menyalakan lampu. Sandal karet menghindarkan kontak tubuh kita dengan tanah (ground) sehingga mengurangi resiko tersengat listrik. Bahan yang menghantarkan listrik disebut konduktor. Logam dan air merupakan konduktor sehingga bisa mengalirkan listrik.
Kembali ke soal burung yang hinggap di kabel listrik. Pada mulanya orang mengira burung idak tersengat listrik karena kakinya terbungkus semacam “kulit plastik” yang bersifat isolator. Perkiraan ini terbantah karena tidak sedikit burung yang jatuh ke tanah dalam keadaan gosong setelah hinggap di kabel. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bisa tersetrum. Jadi, jelas kaki burung bukan isolator.
Lantas, mengapa mereka tersetrum? Arus listrik akan mengalir karena ada beda potensial di antara kedua ujungnya. Jika seseorang memegang sumber arus (misalnya kabel) dan ia berdiri di atas tanah, maka listrik mengalir dari sumber arus menuju ke tanah (ground) melewati tubuhnya. Jika orang tersebut memakai sandal karet, resiko tersetrum berkurang karena arus tidak mengalir.
Burung tidak tersetrum bila kedua kakinya berdiri di atas kabel yang sama. Saat berdiri di atas satu kabel, maka tidak ada beda potensial antara kedua kakinya, sehingga listrik tidak mengalir. Namun, jika kaki burung berdiri di atas kabel yang berbeda, maka burung itu akan tersetrum. Hal ini disebabkan kedua kabel tersebut berbeda tegangannya sehingga arus mengalir dari kabel yang bertegangan tinggi ke kabel yang bertegangan melewati tubuh burung.

(Dikutip seperlunya dari Suplemen Anak Suara Merdeka, “Yunior”, edisi 213, 2004)
Sumber : Buku Fisika kelas X setya Nurachmandani

Info Penerimaan Mahasiswa Baru Ma’had Al Birr Unismuh Makassar


Selayang Pandang

Ma'had Al-Birr Makassar adalah Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam yang didirikan atas kerjasama antara Yayasan Muslim Asia dengan Universitas Muhammadiyah Makassar melalui Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yayasan Muslim Asia sendiri adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang sosial sejak tahun 1992. Terdaftar secara resmi di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia. pada tahun 2005 dengan nama Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) atau Mua'sasah Muslimy Asia Al-Khairiyah dan berkedudukan di Jakarta.

Visi utama Ma'had Al-Birr Makassar adalah untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, khususnya para du'at agar dapat memahami Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah serta berupaya untuk memasyarakatkan pengajaran Bahasa Arab dan Studi Islam. Sehingga diharapkan alumninya dapat menjadi da'i, pengajar serta pendidik di tengah-tengah masyarakat kelak.

Sistem pendidikan Ma'had Al-Birr Makassar mengacu pada Al-Qur'an dan As-sunnah. Sedang kurikulum yang dipakai sejalan dengan apa yang diterapkan pada Universitas Islam Madinah dan Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh, Saudi Arabia. Karena itu pola pembelajaran bahasa Arab dan studi Islam yang dianut merujuk kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, yang merupakan perguruan tinggi resmi filial dari Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh. Metodologi pengajaran disampaikan secara sistematis, variatif dengan pengantar utama bahasa Arab.

Tenaga pengajar Ma'had Al-Birr Makassar memiliki latar belakang pendidikan Sarjana, Magister dan Doktor yang berkualifikasi di bidangnya serta berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Timur Tengah dan Indonesia.

Program pendidikan di Ma'had Al-Birr Makassar ditempuh selama dua tahun (4 semester) atau setara Diploma Dua (D2). Dan sangat terbuka peluang untuk ditingkatkan menjadi 3 tahun (6 semester)/setara Diploma Tiga (D3) atau bahkan Strata Satu (S1) pada masa yang akan datang. Bagi alumni yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dapat melanjutkan ke perguruan-perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, LIPIA Jakarta serta Perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta lainnya. Alumni yang berprestasi dapat diberikan rekomendasi untuk belajar di Timur Tengah.

Di samping sebagai lembaga pendidikan, Ma'had Al-Birr Makassar memiliki program-program sosial, seperti: Pendirian Sarana Ibadah dan Pendidikan, Pengiriman da'i dalam program Safari Ramadhan di berbagai wilayah pada Kawasan Timur Indonesia, Distribusi Hewan Qurban, Program Ifthar Ramadhan, Penyaluran zakat-infak-Shadaqoh (ZIS), serta Pemberian santunan kepada anak-anak yatim, kaum dhuafa dan korban bencana alam.

Selain Ma'had Al-Birr Makassar, AMCF juga mengelola dan membina beberapa Ma'had dan Markaz Tahfizh Al-Qur'an yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia yang bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Persatuan Islam (PERSIS), serta berbagai organisasi kemasyarakatan resmi lainnya di Indonesia.

Di samping program persiapan bahasa Arab, Ma’had Al Birr juga akan membuka program Strata Satu (S1) Jurusan Syariah yang berada di bawah Naungan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar. Rencananya penerimaan Calon Mahasiswa baru untuk yang pertama kalinya ini akan dimulai di tahun ajaran 2011/2012.
(Sumber : http://www.freewebs.com/bismillah/albirr.htm/)


Pendaftaran Mahasiswa Baru
Program Syariah

Untuk masuk ke program Syariah, setiap calon mahasiswa harus memenuhi beberapa persyaratan di antaranya memiliki kemampuan Bahasa Arab Pasif dan Aktif, (karena bahasa pengantar yang akan digunakan dalam proses perkuliahan adalah bahasa Arab) di samping persyaratan-persyaratan lain yang telah ditetapkan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru. Untuk lebih jelasnya silahkan hubungi Panitia.

Program Bahasa Arab dan Studi Islam

Penerimaan mahasiswa Baru untuk program Bahasa Arab dan studi Islam, membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru setiap semester setiap tahun Ajaran, yang berarti setiap tahun ajaran penerimaan dilakukan sebanyak 2 kali, Yakni pada bulan Mei – Juni dan bulan Januari – Februari.
Setiap penerimaan mahasiswa baru, pendaftar yang berminat untuk menuntut ilmu di lembaga ini cukup banyak. Para pendaftar bukan hanya berasal dari Pondok Pesantren akan tetapi sebahagian besar dari mereka juga berasal dari sekolah yang berbasis/ berlatar belakang pendidikan umum. Setiap pendaftar wajib mengikuti ujian tertulis untuk mengetahui kemampuan awal calon mahasiswa tersebut. Bagi mahasiswa yang belum memiliki dasar Bahasa Arab sama sekali mereka akan ditempatkan pada kelas dasar/ persiapan yang selanjutnya disebut Mustawa’ Tamhidi, di tingkatan ini mahasiswa dididik dasar-dasar Bahasa Arab selama kurang lebih 6 Bulan (1 semester). Sedangkan bagi mahasiswa yang telah memiliki dasar Bahasa Arab maka akan ditempatkan di kelas-kelas yang lebih tinggi, mulai dari Mustawa’ Awwal (tingkatan Pertama), Tsani (Kedua), bahkan ada yang langsung ditempatkan di Mustawa’ Tsalits (ketiga). Ma’had ini memiliki fasilitas dan metode pembelajaran yang khas seperti :
-Bahasa pengantar Bahasa Arab,
-Kurikulum yang digunakan standar LIPIA,
-Pengajar berasal dari timur tengah dan Alumni LIPIA,
-Gedung dan ruang representative,
-Laboratorium bahasa & Perpustakaan (Kitab dan Digital),
-Dan disediakan Asrama bagi yang berasal dari daerah terpencil (Terbatas)
Waktu belajar dimulai pada Jam 08.30 – 12.00 Wita setiap hari dalam seminggu kecuali hari Sabtu dan Ahad. Dan bagi pendaftar yang memiliki kesibukan di waktu pagi, Ma’had Al Birr juga membuka kelas Sore yang berlangsung Mulai Jam 14.00 – 19.30 Wita. Untuk informasi lebih lanjut tentang Persyaratan, dan waktu pendaftaran Tahun 2011 Silahkan lihat brosur di bawah ini....

Minggu, Mei 22, 2011

Demi Ganti yang lebih baik

Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan dalam Kitabnya, Dzailuth Thabaqaat, tentang kisah al-Qadhi Abu Bakar al-Anshary al-Bazzaz yang berkata,

“Saya tinggal di Mekah yang dijaga oleh Allah. Suatu hari aku merasakan lapar. Akupun keluar untuk mencari rejeki yang bisa aku makan, namun tidak juga mendapatkannya. Tatkala aku sedang berjalan, tiba-tiba aku menemukan bungkusan sutera yang diikat dengan pita dari sutera yang mahal. Aku membawanya pulang, dan kucoba membukanya. Ternyata di dalamnya terdapat kalung yang terbuat dari mutiara, belum pernah aku melihat kalung sebagus itu. Aku segera membungkusnya kembali dan mengikatnya seperti sedia kala.Aku kembali keluar, tiba-tiba aku mendengar orang tua yang sedang berhaji berseru, ”Barangsiapa yang menemukan sebuah bungkusan yang ciri-cirinya begini dan begini, maka akan aku beri hadiah 500 dinar emas.”

Aku berkata dalam hati, ”Saya sedang terdesak kebutuhan, apakah sebaiknya aku mengambil dinar itu, dan mengembalikan bungkusan itu kepadanya, ya?” Lalu aku berkata, ”Kemarilah, aku telah menemukannya.” Aku membawa orang tua itu ke rumah, kutanyakan ciri-ciri bungkusan, tentang kalung mutiara, jumlah barang dan sesuatu yang berada di dalamnya. Ternyata apa yang diutarakan persis dengan apa yang kutemukan. Maka aku keluarkan bungkusan itu, dan kuserahkan kepadanya. Diapun menyerahkan uang 500 dinar emas seperti yang ia janjikan. Kukatakan kepadanya, ”Saya hanya menyampaikan amanah yang harus saya kembalikan kepada Anda, saya tidak meminta upah.” Dia mendesakku untuk menerima upah itu, sementara aku sudah berjanji untuk tidak mengambilnya sedikitpun.

Orang itu pergi meninggalkanku, lalu pulang ke negerinya setelah menyelesaikan hajinya. Sedangkan saya makin terdesak kebutuhan. Hingga aku memutuskan keluar dari Mekah dan mengarungi lautan dengan kapal tua bersama segolongan orang. Di tengah laut, kapal kami diterpa ombak dan badai yang dahsyat hingga kapalpun pecah. Orang-orang tenggelam, sementara Allah menyelamatkan aku, di mana aku bisa berpegangan pada sebuah kayu, hingga aku terdampar di sebuah pulau.

Aku memasuki pulau itu, dan ternyata di sana tinggal kaum muslimin yang rata-rata masih awam, belum bisa membaca dan menulis. Aku mendatangi masjid, shalat dan membaca al-Qur’an. Orang-orang yang berada di masjid memerhatikan aku, lalu berkumpul mengerumuni aku. Setiap orang yang bertemu denganku, memintaku untuk mengajarkan al-Qur’an kepadanya. Akupun mengajarkan al-Qur’an kepada mereka. “Apakah Anda bisa membaca dan menulis?” Tanya mereka. “Ya, bisa!” Jawabku. Merekapun berkata, “Kalau begitu, ajarilah kami membaca dan menulis!” lalu mereka datang dengan membawa anak-anak dan remaja mereka dan akupun mengajari mereka. Banyak sekali faedah dari kegiatan yang saya lakukan. Hingga mereka ingin, agar aku tetap tinggal bersama mereka. Mereka berkata, “Di tengah kami ada gadis yatim yang baik dan kaya, kami ingin Anda menikahinya dan tetap tinggal bersama kami di Pulau ini.” Awalnya aku menolak, namun mereka terus membujukku hingga akupun menyanggupinya. Mereka mengadakan walimah untuk saya. Dan tatkala bertemu dengan gadis itu, ternyata aku melihat kalung mutiara yang pernah kutemukan di Mekah dahulu melingkar di lehernya. Aku keheranan dan terus memerhatikan kalung itu. Hingga salah seorang keluarganya berkata, “Wahai Syeikh, Anda telah menyinggung perasaannya, Anda tak sudi melihatnya, dan hanya melihat kalung yang dikenakannya.” Buru-buru saya berkata, “Tentang kalung itu, ada kisah yang saya alami.” “ Kisah apa itu?” Tanya mereka penasaran. Lalu saya bercerita kepada mereka tentang kalung dan pertemuanku dengan orang tua yang memilikinya. Usai aku bercerita, mereka tersentak dan meninggikan suara tahlil dan takbir. Lalu saya bertanya, ”Subhanallah, apa yang terjadi atas kalian.” Mereka berkata, ”Sesungguhnya orang tua yang bertemu denganmu itu adalah ayah dari gadis ini. Beliau juga sempat bercerita perihal Anda setelah kembali dari haji. Beliau berkata, ”Demi Allah, aku belum pernah melihat pemuda muslim sebaik orang yang mengembalikan kalung itu, ya Allah kumpulkanlah aku dengannya, aku ingin menikahkan ia dengan puteriku.” Sekarang beliau sudah meninggal namun doanya telah dikabulkan oleh Allah.”

Subhanallah, beliau meninggalkan upah 500 dinar meskipun itu boleh, demi kemuliaan yang lebih di sisi Allah, lalu Allah menggantikan beliau dengan kalung mutiara sekaligus pemiliknya. Allah memberikan beliau ganti yang jauh lebih baik.

Kisah ini mengingatkan kita akan kaidah yang sangat populer, ”Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberikan untuknya ganti yang lebih baik.”

Ketika seseorang meninggalkan sesuatu yang mubah, demi mendapatkan keutamaan agamanya, demi mengharap pahala yang besar dari Allah, maka Allah akan menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik, lebih nikmat dan lebih berharga dari apa yang ditinggalkannya itu. Apalagi jika yang ditinggalkan itu adalah sesuatu yang berstatus haram dan dosa.

Ganti yang Lebih Baik di Dunia

Kita hidup di suatu zaman, di mana peluang-peluang kemaksiatan terbuka lebar, program-program syaithani telah menghegemoni, menawarkan jalan haram untuk meraih kebutuhan yang diingini. Makin banyak orang yang mentolelir jalan dosa untuk mencapai tujuan. Banyak yang merasa sulit untuk berkelit dari debu dosa dan getahnya. Dalam hal mencari rejeki misalnya. Sampai tercetus kesimpulan yang diamini banyak orang, ”Mencari rejeki yang haram saja susah, apalagi yang halal!”

Tapi, orang yang beriman memiliki logika yang berbeda; bahwa justru dengan meninggalkan cara yang haram, niscaya Allah akan memberikan kemudahan untuk mendapatkan rejeki yang halal dan lebih bernilai. Dia yakin akan janji Allah l,

”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (QS. ath-Thalaq 2-3)

Dia juga yakin akan janji Rasul-Nya,

”Sesungguhnya, tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah Azza wa Jalla, melainkan pasti Allah akan menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik bagimu.” (HR Ahmad, al-Albani mengatakan, sanadnya shahih sesuai syarat Muslim)

Allah tidak akan membiarkan orang yang meninggalkan riba menjadi bangkrut. Tidak mungkin juga seseorang jatuh miskin karena mereka meninggalkan korupsi, curang dalam timbangan maupun jual beli yang haram. Allah pasti memberi ganti yang lebih baik di dunia, sebelum ganti yang lebih kekal di akhirat.

Ganti yang dimaksud mungkin saja secara jenis dan bentuknya sama, tapi dengan nilai yang lebih berharga. Tapi ada juga kemungkinan, Allah memberi ganti dalam wujud lain yang tak dikenali pelakunya. Namun dipastikan, bahwa ganti itu lebih besar manfaatnya dari yang ditinggalkannya.

Ganti yang Lebih Kekal di Akhirat

Ketika seorang hamba rela mencampakkan kelezatan yang ada di depan mata, demi meraih kenikmatan akhirat yang didamba, maka Allah akan memberikan ganjaran lebih dari apa yang diinginkannya,

”Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya..” (QS. asy-Syuura 20)

Ya, dia akan mendapatkan bonus bagian di dunia, juga kenikmatan jannah yang lebih menyenangkan dari apa yang diidamkannya. Kenikmatan jannah yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia. Apapun yang kita bayangkan dan harapkan tentang kenikmatan jannah, hakikatnya jauh melebihi dari itu semua.

Allah telah memberikan percontohan yang klimak. Betapa Asiyah, istri Fir’aun al-mal’un rela meninggalkan suaminya yang kafir durjana, demi iman dan mengharap ridha Pencipta-Nya. Dia juga rela tersingkir dari kemegahan istana suaminya, demi mendapatkan istana yang lebih baik dan lebih kekal di sisi-Nya. Beliau berdoa,

“Wahai Rabbku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam jannah dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS at-Tahrim 11)

Apa hasilnya? Di akhirat, beliau masuk dalam daftar wanita paling terhormat di jannah, sebagaimana yang dikabarkan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam.,

“Wanita penghuni jannah yang paling utama adalah Khadijah bintu Khuwailid, Fathimah bintu Muhammad, Maryam bintu ‘Imraan dan Asiyah bintu Muzaahim istri Fir’aun.” (HR Ahmad, al-Albani menshahihkannya)

Maka Allah menggantikan untuk beliau istana yang lebih indah di jannah, dan sudah pasti, pasangan hidup yang jauh lebih baik dan terhormat daripada Fir’aun. Semoga kita tak ragu lagi untuk mencampakkan yang haram, demi mendapatkan yang lebih baik dan lebih kekal, wallahul muwaffiq. (Abu Umar Abdillah)
sumber : Majalah ar-risalah.net

Islam Agama Yang Indah


Dienul Islam seluruhnya indah. Aqidahnya adalah aqidah yang paling benar, paling lurus dan paling bermanfaat. Etikanya adalah etika yang paling terpuji dan paling elok. Amal dan hukumnya adalah yang paling baik dan paling adil.

Islam adalah agama kebahagiaan dan kemenangan, dan bahwasanya Islam tidak membiarkan manusia dalam kesendiriannya, atau bersama keluarganya, atau bersama tetangganya, atau bersama saudara-saudara seagamanya, bahkan bersama manusia lainnya melainkan diajarkan kepadanya etika-etika secara detail, cara-cara bergaul yang dapat menjadikan kehidupannya damai dan meraih kebahagiaan.Dengan pandangan yang agung dan tinjauan yang indah terhadap keindahan agama inilah, Allah akan meresapkan keimanan ke dalam hati seorang hamba dan menjadikan iman itu indah dalam hatinya. Sebagaimana karunia yang telah dilimpahkan-Nya untuk hamba-Nya yang terpilih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu”. (QS. Al-Hujuraat:7)

Sehingga iman dalam hati menjadi sesuatu yang paling disukai dan yang paling indah. Dengan inilah seorang hamba akan merasakan kelezatan iman, ia akan benar-benar merasakannya dalam hatinya. Batin menjadi indah dengan dasar keimanan dan hakikatnya. Dan lahiriyah juga menjadi indah dengan amal-amal keimanan.[1]

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata: “Jika engkau perhatikan hikmah yang sangat agung pada agama yang lurus, millah yang hanif dan syariat yang dibawa Muhammad dengan segala kesempurnaannya, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, dan keindahannya tidak kuasa untuk disifatkan serta tidak dapat dibayangkan oleh orang-orang yang cemerlang akalnya, meskipun mereka berkumpul memikirkannya dan mereka semua memiliki akal lelaki yang paling sempurna menurut ukuran akal yang paling cemerlang untuk mengenali keindahannya dan menyaksikan keutamaannya. Tidak pernah ada di alam semesta syariat yang lebih sempurna, lebih mulia dan lebih agung daripadanya. Syariat itu sendiri menjadi saksi dan yang disaksikan, menjadi hujjah dan yang didukung oleh hujjah, menjadi dakwa dan keterangan, seandainya rasul tidak datang membawa bukti keterangan niscaya sudah cukup syariat ini menjadi bukti, ayat dan saksi bahwa ia diturunkan dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.”[2]

Oleh karena itu, memperhatikan keindahan agama ini, meneliti isinya berupa perintah dan larangan, syariat dan hukum, akhlak dan adab, merupakan motivator dan pendukung yang paling kuat untuk masuk ke dalamnya bagi yang belum beriman, dan untuk menambah keimanan bagi yang sudah beriman. Bahkan, semakin kuat perhatiannya terhadap keindahan agama ini, semakin kokoh tapak kakinya dalam mengenal agama ini dan mengenal keindahan dan kesempurnaannya serta keburukan apa saja yang menyelisihinya, niscaya ia akan menjadi orang yang paling kuat keimanannya, yang paling bagus keistiqamahannya dan komitmennya terhadap agama ini.

Oleh karena itu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Maksudnya, kalangan khusus umat ini dan orang-orang pilihannya, setelah akal mereka menyaksikan keindahan agama ini, keagungan dan kesempurnaannya, serta menyaksikan keburukan, kekurangan dan kejelekan apa saja yang menyelisihinya maka keimanan dan kecintaannya terhadap agama ini akan merasuk ke dalam hati. Kalaulah diberi pilihan antara dilemparkan ke dalam api atau memilih agama selain Islam niscaya ia akan memilih dilemparkan ke dalam api dan dipotong-potong anggota tubuhnya daripada harus memilih agama selainnya. Manusia seperti ini merupakan manusia yang telah kokoh tapak kakinya di atas keimanan. Mereka adalah manusia yang paling jauh dari kemurtadan dan manusia yang paling berhak mendapat keteguhan di atasnya sampai hari mereka bertemu Allah Subhanahu wa Ta’ala.”[3]

Aku katakan: “Dalil yang mendukung perkataan Ibnul Qayyim di atas adalah hadits Anas Radhiyallah ‘anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ada tiga perkara, siapa saja memiliki ketiga perkara tersebut niscaya ia akan merasakan manisnya iman. Yakni apabila Allah dan rasul-Nya menjadi yang paling ia cintai daripada selain keduanya, tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah semata, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana benci dilemparkan ke dalam api.”[4]

Inilah hamba yang merasakan kelezatan iman dan telah merasuk keimanan dalam hati sanubarinya yang paling dalam, lalu hatinya memancarkan cahaya iman dan ia memperoleh ketenangan yang luar biasa. Sehingga tidak mungkin lagi ia kembali pada kekufuran, kesesatan, mengikuti hawa nafsu dan persangkaan dusta. Bahkan ia akan menjadi manusia yang paling dalam keimanannya, paling kuat komitmen dan keteguhannya, paling kuat ikatannya dengan Rabb dan pencipta-Nya. Karena ia masuk ke dalam Islam atas dasar ilmu, qana’ah dan ma’rifah. Sehingga ia mengenal keindahan Islam dan keagungannya, keelokan dan kebersihannya serta keistimewaannya di atas agama-agama yang lain. Maka iapun meridhai Islam menjadi agamanya, ia merasa damai tiada tara dengan Islam. Lalu bagaimana mungkin ia mencari pengganti selainnya? Atau mencari alternatif lain atau mencari tempat pindah atau tempat lainnya?

Dikutip daru buku “Pasang Surut Keimanan”

Penulis: Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad Al-Badr

Penerbit Pustaka At Tibyan
sumber artikel : an-naba.com

Jumat, Mei 20, 2011

INFO Pendaftaran mahasiswa Baru UNM Tahun 2011


Tahun ini UNM membuka kuota sebanyak 6.000 untuk mahasiswa baru, hal tersebut telah dibenarkan oleh Pembantu Rektor I Bidang Akademik UNM, Prof. Sofyan Salam, P.hd. 6000 kursi tersebut akan diisi melalui dua jalur penerimaan. Jalur penerimaan pada tahun ajaran 2011-2012, yaitu melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sebesar 60 persen dari kuota yang disediakan dan jalur Mandiri sebesar 40 persen yang biasa dikenal dengan ujian lokal.Jalur SNMPTN terbagi lagi atas dua jalur, yaitu jalur Undangan berdasarkan pada penjaringan prestasi setiap siswa selama belajar di sekolah dan jalur Ujian Tulis. Akan tetapi, pendaftaran untuk jalur undangan sudah ditutup sejak tanggal 12 Maret yang lalu, untuk jalur ujian/ keterampilan akan dibuka pada tanggal 2-24 Mei mendatang. Jalur tersebut merupakan jalur penerimaan bersama yang akan dilakukan secara bersamaan di 60 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia.

Jalur SNMPTN ujian tulis juga akan dilakukan secara bersamaan di seluruh Indonesia dengan sistem pendaftaran secara online pada website resmi SNMPTN di http: //snmptn.ac.id. Sekaitan dengan hal tersebut, Unhas berperan sebagai panitia lokal 82 dan UNM bersama dengan UIN merupakan panitia lokal 80. Jalur tersebut adalah jalur yang memiliki kuota terbesar pada penerimaan mahasiswa baru.

Jalur Mandiri adalah jalur lokal yang dikelola oleh masing-masing universitas. UNM dalam waktu beberapa tahun terakhir ini terbagi atas empat jalur penerimaan, yaitu pertama Ujian Tulis Lokal (Utul), kedua Program Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) A bagi siswa yang berprestasi, ketiga PMDK B bagi siswa yang memiliki bakat/ keterampilan sesuai dengan program studi yang dipilih, dan keempat PMDK C untuk program beasiswa bidik misi.

“UNM membuka Jalur Utul secara khusus untuk program studi Diploma Tiga (D3). Pendaftaran akan dibuka mulai tanggal 20 Juni -8 Juli mendatang di BAAK UNM dengan biaya pendaftran sebesar Rp. 250.000,” urai Prof. Sofyan.

Pada kesempatan yang sama Prof. Sofyan juga menambahkan bahwa untuk jalur PMDK, pendaftaran akan dibuka mulai tanggal 1-11 Juli mendatang. Bagi calon pemilih jalur PMDK A atau PMDK B membayar biaya pendaftaran sebesar Rp. 250.000 melalui rekening Bank BNI dengan nomor 0065670152. Selanjutnya, untuk PMDK C tidak akan dipungut biaya.

Jalur PMDK, calon peserta hanya memilih satu program studi dan formulir pendaftaran yang telah diisi uleh calon peserta diajukan secara kolektif oleh masing-masing sekolah kepada Rektor UNM, Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd. Berkas pendaftaran tersebut diantarkan langsung ke alamat BAAK UNM, Kampus UNM Gunungsari Baru, Jl. A.P. Pettarani batasnya hingga 11 Juli mendatang. (P’tywy_Syarief_Humas UNM).
(sumber: website: unm.ac.id)

Selasa, Mei 17, 2011

AMALAN-AMALAN SUNNAH ANTARA ADZAN DAN IQAMAH


Ketika menunggu datangnya imam untuk shalat berjamaah, sering kita saksikan sebagian orang justru asyik berdiri sambil ngobrol. Mereka tidak menyadari bahwa sejatinya mereka telah melakukan dua kesalahan: pertama, meninggalkan amalan sunah yang bisa dikerjakan antara adzan dan iqamah. Kedua, mengganggu orang lain yang sedang mengerjakan sunah-sunah tersebut.
Beberapa amalan sunah yang dicontohkan oleh Rasulullah untuk dikerjakan oleh umatnya antara adzan dan iqamah, diantaranya:
Shalat Tahiyatul Masjid dan shalat Rawatib
Shalat Tahiyatul Masjid adalahshalat untuk menghormati masjid. Sebagai tempat suci, masjid selayaknya mendapatkan penghormatan dari seorang Muslim yang akan melakukan aktivitas ibadah di tempat itu. Karena Rasulullah pernah bersabda:
إذا دخل أحدكم المسجد فلا يجلس حتى يصلي ركعتين
"Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah
duduk sebelum shalat dua rakaat." (Muttafaq' alaih)
Salah seorang sahabat pernah masuk ke Masjid Nabawi ketika Rasulullah sedang menyampaikan khutbah Jumat, lalu dia langsung duduk. Beliau menyuruhnya berdiri untuk mengerjakan shalat dua rakaat. Kemudian beliau menyatakan bahwa masjid¬-masjid itu memiliki kesucian dan kehormatan, bahwa is memiliki hak tahiyat atas orang yang memasukinya yaitu dengan cara mengerjakan shalat dua rakaat sebelum duduk.
Mengerjakan shalat ketika memasuki masjid, dengan niat apapun, telah dianggap sebagai penghormatan terhadap masjid. Akan tetapi, akan lebih baik jika shalat Tahiyatul Masjid dikerjakan secara terpisah dari shalat-¬shalat lainnya. Artinya, seseorang yang baru masuk masjid, sebaiknya mengerjakan shalat Tahiyatul Masjid dulu, baru mengerjakan shalat-shalat lainnya. Namun jika waktu tidak mencukupi untuk menyendirikan shalat Tahiyatul Masjid, misalnya waktu yang tersedia hanya mencukupi untuk dua rakaat saja, maka Tahiyatul Masjid dapat digabung dengan shalat lainnya. Misalnya mengerjakan shalat Qabliyah Subuh (Shalat Fajar) sekaligus diniatkan shalat Tahiyatul Masjid. Imam Nawawi menyebutkan, Tidak ada khilaf diantara ulama' dalam permasalahan ini.
Shalat Tahiyatul Masjid disyariatkan kapanpun waktunya meskipun pada waktu larangan shalat, demikian menurut pendapat ulama yang paling shahih berdasarkan umuman hadits Nabi 44. Larangan mengerjakan shalat pada waktu-waktu tertentu seperti sebelum matahari terbit dan setelah shalat Ashar hanyalah berlaku untuk shalat sunah mutlaq. Sedangkan mengerjakan shalat sunah yang ada sebabnya seperti shalat Tahiyatul Masjid, atau shalat jenazah maka tidak ada larangan.
Waktu antara adzan dan iqamah juga bisa kita manfaatkan untuk mengerjakan shalat sunah rawatib Qabliyah (yang dikerjakan sebelum shalat fardhu). Faidah Rawatib ini ialah untuk menutupi (melengkapi) kekurangan yang terdapat pada shalat fardhu. Mengenai fadhilahnya, Rasulullah , pernah bersabda:
Tidak ada seorang hamba muslim yang melaksanakan shalat karena Allah setiap hari dua belas rakaat sunah bukan fardhu, kecuali Allah akan membangunkan untuknya rumah di Surga, atau dibangunkan untuknya rumah di Surga. (HR. Muslim dan Tirmidzi). Beliau menambahkan: Empat rakaat sebelum dhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah Isya', dan dua rakaat sebelum Subuh.

Berdoa kepada Allah
Tempat mengadu, meminta, dan kembali segala urusan bagi orang beriman hanyalah Allah. Rasulullah, memberitahukan waktu-¬waktu yang mustajab untuk menghadap dan memohon kepada Allah. Diantara waktu yang mustajab untuk berdoa adalah antara adzan dan iqamah, berdasarkan sabda Rasulullah
لا يراد الدعاء بين الأذان والإقامة
"Tidak akan ditolak doa yang dipanjatkan antara adzan dan iqamah" (HR. Nasa'i, Ibnu
Khuzaimah dan At Tirmidzi)
Doa yang kita panjatkan pada waktu tersebut pasti akan dikabulkan oleh Allah, mestinya setelah kita kerjakan rukun, syarat dan adabnya. Jika kita telah berdoa dengan kekhusyu'an hati, merendahkan diri di hadapan Sang Penguasa, menghadap kiblat, dalam kondisi suci dari hadats, mengangkat kedua tangan, memulai dengan tahmid (pujian kepada Allah), kemudian membaca shalawat atas Muhammad. Kemudian bertobat dan beristighfar sebelum menyebutkan hajat, bersungguh-bersungguh dalam memohon dengan penuh kefaqiran, dibarengi dengan rasa harap dan cemas, bertawasul dengan nama¬nama dan sifat-Nya serta mentauhidkan-Nya, maka doa seperti itu akan didengar oleh Allah dan hampir tidak tertolak selamanya.
Diantara doa yang dituntunkan adalah permohonan kepada Allah `afiah (keselamatan) di dunia dan akherat. Sebagaimana sabda beliau:
"Doa tidak ditolak antara azan dan iqamah. Mereka bertanya, `Lantas apa yang kami katakan wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Mohonlah kepada Allah 'afiah (keselamatan) di dunia dan akhirat." (HR. At Tirmidzi)
Sayangnya waktu mustajab ini sering disalahgunakan sebagian umat Islam yang kurang mengerti atau menyepelekan sunah, sehingga diisi dengan hal-hal yang tidak baik dan tidak dianjurkan Islam, membicarakan urusan dunia atau hal-hal lain yang tidak bernilai ibadah. Wallahul Musta'an (Abu Hanan)

Sumber : majalah Arisalah Edisi 100 Vol. IX No. 4 Hal 54 - 55

Khasiat Ayatul Kursi


Setiap Muslim pasti ingin hidupnya selamat dari ujian, cobaan, musibah, malapetaka dan marabahaya. Berikut ini benteng kokoh yang melindungi setiap orang memasukinya. Selain berfungsi sebagai ibadah besar, ia juga sebagai perisai dan senjata ampuh untuk ` keselamatan dan kemenangan. Hingga Syaikh Dr. Abdullah ibn Muhammad as-Sadhan -yang mengumpulkan dzikir-dzikir berkhasiat ini dalam kitabnya al-Hishn al-Waqi bersumpah: "Demi Allah, aku bersumpah bahwa barangsiapa mengamalkannya dan melanggengkannya, maka pasti aman atas dirinya, keluarganya, anak dan hartanya, dari tipu daya setan dan dari penyakit-penyakit zaman. Allah pasti mencukupinya dan menjaganya."Semoga kita dapat mengamalkannya. KHASIAT AYAT KURSI
Ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255) dibaca sekali di pagi hari, sekali di sore hari, sekali sebelum tidur dan sekali setelah shalat wajib. Di antara khasiatnya yang terbukti manjur adalah:
1. Mendapatkan Penjagaan Malaikat di malam hari
Dari abu Hurairah ia berkata Rasulullah saw mewakilkan aku (menugaskan aku) untuk menjaga zakat Ramadhan. Maka datanglah sesosok orang dan ia pun mengambil makanan dengan tangannya, maka aku menangkapnya dan kukatakan, "Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah" Orang itu berkata, "Sungguh aku sangat membutuhkannya, aku menanggung keluarga, dan aku dalam keadaan yang sangat membutuhkan." Abu Hurairah berkata, "Maka aku pun melepaskannya:' Ketika pagi hari tiba, Nabi bertanya "Wahai Abu Hurairah, apa yang diperbuat oleh tawananmu semalam?" Abu Hurairah menjawab saya katakan wahai Rasulullah dia mengeluhkan kebutuhannya dan keluarga yang ditanggungnya, maka aku mengasihaninya dan aku melepaskannya." Beliau bersabda "Ketahuilah, sesungguhnya ia telah berdusta kepadamu dan sungguh ia akan kembali lagi."
Maka aku mengetahui (dengan yakin) bahwa dia pasti akan datang lagi berdasarkan sabda Rasulullah, "Sungguh ia akan kembali lagi." Maka aku pun mengawasinya, kemudian ia mulai mengambil makanan dengan genggaman tangannya lalu aku menangkapnya dan kukatakan, "Sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah." Orang itu pun menjawab, "Lepaskan aku! Sungguh aku sangat membutuhkannya dan aku punya tanggungan keluarga. Aku tidak akan kembali lagi:" Maka aku pun mengasihani dan melepaskannya.
Ketika pagi tiba, Rasulullah bertanya kepadaku, "Wahai Abu Hurairah, apa yang telah dilakukan oleh tawananmu?" Aku menjawab, "Wahai Rasulullah ia mengeluhkan kebutuhannya yang sangat dan keluarga yang ditanggungnya, maka aku pun mengasihani dan melepaskannya." Kemudian beliau bersabda, "Ketahuilah sesungguhnya ia telah berdusta kepadamu dan ia akan kembali lagi." Maka aku pun mengawasinya untuk ketiga kalinya, ia pun mulai mengambil (meraup) makanan lalu aku pun menangkapnya dan kukatakan,
"Sungguh, aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah dan yang ketiga kali inilah yang terakhir. Engkau mengaku bahwa engkau tidak akan kembali lagi, tetapi engkau kembali lagi:' Orang itu berkata,'Lepaskan aku! Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberikan manfaat kepadamu:'
Aku berkata, "Apa itu?" orang itu berkata,' Apabila engkau hendak berbaring di tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi, yaitu Allahu laa
ilaaha illa huwal hayyul qayyum sampai akhir ayat. Sungguh engkau senantiasa mendapat penjagaan dari Allah dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi hari:'
Maka aku pun melepaskannya. Ketika pagi hari, Rasulullah bertanya kepadaku, "Wahai Abu Hurairah apa yang telah dilakukan tawananmu semalam?" Aku menjawab, "Wahai
Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajariku beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberikan manfaat kepadaku, maka aku pun melepaskannya." Beliau bertanya, "Apa itu?" Aku berkata, "la berkata kepadaku apabila engkau hendak berbaring di tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi, yaitu Allahu loo ilaaha illa huwal hayyul gayyum sampai akhir ayat. Sungguh engkau senantiasa mendapat penjagaan dari Allah dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi hari:" Maka aku pun melepaskannya. Maka Nabi bersabda, "Ketahuilah! Sesungguhnya ia telah berkata jujur kepadamu sementara ia adalah pendusta. Tahukah engkau siapa orang yang engkau ajak bicara selama tiga hari itu wahai Abu Hurairah?" Abu Hurairah menjawab, "Tidak" Beliau menjawab, "Itu adalah setan." (HR. Bukhari)
Ayat Kursi juga dibaca sehabis shalat fardhu. Abu Umamah Ra. berkata: Rasulullah bersabda: "Barangsiapa membaca ayat kursi di belakang setiap shalat yang diwajibkan maka tidak menghalanginya dari masuk surga selain kematian." (HR. Nasa'i)
2. Pengusir Setan Dart Rumah Dan Segala Tempat
Ibnu Mas'ud berkata: "Seorang laki-laki dari kalangan sahabat Nabi bertemu dengan laki-laki dari kalangan jin, lalu mereka bergulat dan sahabat itu berhasil membantingnya, maka sahabat itu berkata kepadanya, "Aku melihatmu tampak kurus lagi kerdil, seolah-olah dua lenganmu seperti dua lengan anjing, Apakah demikian kondisi kalian hai bangsa jin? Ataukah engkau di antara mereka seperti itu?" Dia menjawab: "Tidak, demi Allah, aku dibanding mereka sungguh besar, akan tetapi lakukan lagi hal itu terhadapku. Jika engkau mengalahkanku maka aku mengajarkan sesuatu yang bermanfaat bagimu" Sahabat itupun berkata: Baik "Maka ia pun mengulanginya dan membantingnya. Maka jin itu berkata: "Bacalah, Allahu ia ilaha llla Huwal¬Hayyul Qayyum," karena tidaklah kamu membacanya di rumah melainkan setan keluar dari padanya seraya buang angin seperti buang anginnya himar, kemudian tidak memasukinya hingga pagi.
Mereka berkata: "Wahai Abu Abdirrahman, siapakah orang tersebut?" Dia menjawab: "Apa menurut kalian ada selain Umar ibnul Khatthab?!" (HR. Darimi dalam Sunan dengan sanad jayyid, dan dikeluarkan oleh Baihaqi dalam Dalail Nubuwwah secara ringkas)
lbnu Abi Dun-ya meriwayatkan dari al-Walid ibn Muslim, dia berkata: "Ada seseorang di sebuah pohon, ia mendengar ada gerakan dalam pohon itu, maka ia berbicara, tetapi tidak ada jawaban. Lalu ia membaca ayat Kursi, maka turunlah dari pohon itu satu sosok setan, maka ia (orang itu) berkata: 'Sesungguhnya ada orang sakit datang pada kami, maka dengan apakah kami mengobatinya?' Dia (setan) itu berkata: "Dengan apa yang kamu telah menurunkanku dari pohon ini!!"(Lugathul Marjan, karya As-suyuthi, 150)
Coba Anda perhatikan bodohnya orang ini, ia bertanya kepada setan tentang pengobatan, dan perhatikan pula ejekan setan kepadanya karena kebodohannya yang tidak mengetahui keagungan ayat Kursi!! Inilah keadaan kebanyakan ahli ruqyah yang bodoh, dalam pertanyaan mereka kepada setan. [*]

Sumber : Majalah Qiblati Edisi 12 Tahun V . Hal : 31

Tips Agar Bisa Lancar Bicara di depan publik

Pernahkan anda melihat khatib atau penceramah tiba-tiba tergagap-gagap, gemetar dengan keringat dingin bercucuran saat tampil di depan audiens. Ya, seperti itulah bila seseorang sedang grogi atau demam panggung. Tentu saja ini sangat mengganggu karena merusak performa ceramah. Terlebih¬-lebih, jika sudah mempersiapkannya sebaik mungkin tapi tetap saja grogi.Grogi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapa saja. Juga saat seseorang belajar public speaking atau Kemam¬puan berbicara di depan umum. Padahal, pada masa sekarang ini, kemampuan mengolah kata di hadapan publik sangat dibutuhkan. Terutama bagi dai muslim.
Saat berceramah, seorang dai berusaha menyampaikan informasi dengan sesederhana mungkin, sehingga dapat mempengaruhi emosi dan memotivasi orang untuk bertindak. Karena itu, jangan sampai tugas mulia ini kacau karena gugup atau tidak percaya diri. Keahlian berbicara sesungguhnya adalah keterampilan proses yang tidak datang seketika. Artinya, bila ingin mengusainya diperlukan banyak berlatih dan berlatih.
Grogi berkaitan dengan persepsi. Grogi dan takut adalah respon dari pikiran manusia yang menganggap sesuatu menakutkan. Selanjutnya, otak akan meresponnya menjadi ketakutan. Akibatnya terlihat secara fisik seperti berdebar-debar, mengeluarkan keringat dingin dan gemetar. Saat menghadapi audiens tanamkan dalam pikiran Anda bahwa mereka sangat friendly dan bukan momok mengerikan. Mereka tidak hadir untuk menghakimi Anda, melainkan untuk menikmati ceramah dan menggali ilmu dien. Dengan demikian, kita akan merasa rileks, tenang, nyaman dan bicara jadi lancar.
Berikut ini adalah cara praktis yang dapat Anda gunakan untuk mengatasi rasa gugup.
Pertama, percaya diri
Percaya diri atau pede muncul karena yakin bahwa diri sendiri memiliki kompetensi dan kemampuan. Selalulah belajar kepada orang lain yang sudah ahli, terutama tentang retorika dan trik-trik ceramah. Selanjutnya Anda tinggal meniru caranya.
Kedua, jangan takut salah
Jangan terlalu membebani diri untuk tampil ideal. Anggaplah ceramah sebagai latihan yang bila sering dilakukan skill tersebut akan meningkat dengan sendirinya.
Ketiga, mulailah dari kelompok kecil.
Seperti dalam kelas, halaqoh, pertemuan keluarga atau kumpul RT. Cobalah aktif berbicara dan menyampaikan usulan-usulan positif.
Keempat, banyak membaca
Membaca sesungguhnya menabung pengetahuan. Selain memperkaya perspektif, pengetahuan tersebut akan muncul dengan begitu saja saat Anda berceramah.
Kelima, persiapan
Seperti menyiapkan bahan-bahan, menggali informasi terkait, mengecek hafalan dalil dan menyusun kerangka. Tulislah di atas selembar kertas lalu susun secara sistematik.
Keenam, jangan lupa berdoa
Dakwah adalah perbuatan mulia. Karenanya, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan. Sebelum Naik mimbar bacalah doa "rabbisy rahli shadri wa yassirli amri wahlul uqdatan min lisani ya fgahu qaw i"
(Ya Allah! Lampangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku).
Selamat mencoba.

Sumber : Majalah Islam Arrisalah edisi 100 Vol.IX. No. 4 Hal 27

Minggu, Mei 01, 2011