JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUMU

HIKMAH HARI INI

Minggu, Januari 27, 2013

Sebuah Cermin

Berhentilah sejenak. Hanya sejenak... sekedar bercermin, meskipun cermin ini "terlalu besar untuk kita".
Pada Al-Ahnaf bin Qais pernah dikatakan,: "Berhentilah berpuasa, usiamu sudah lanjut, dan puasa itu akan membuatmu semakin lemah." Tapi ia menjawab, "sesungguhnya aku menyiapkannya untuk sebuah perjalanan yang panjang."

Bila malam tiba, Syaddad Bin Aus biasanya gelisah di atas tempat tidurnya. Ia selalu saja kesulitan tidur. Ia seperti sebutir kacang di atas penggorengan yang panas. Bila sudah demikian, maka bangkit berdiri. "Ya Allah, sungguh bayangan tentang NerakaMu membuatku tak dapat tidur ujarnya. Ia pun bediri mengerjakan shalat, hingga saat shubuh tiba. 

Putri tetangga Al Mansur bin Al-Mu'tamir pernah bertanya pada ayahnya, "wahai ayah ke mana gerangan perginya batang kayu yang tegak berdiri di atap rumah tuan Al-Mansur tadi malam? Ayahnya menjawab, "tidak anakku. itu bukan batang kayu. Itu adalah Al Manshur. Ia sedang mengerjakan qiyamullail." 


Seringkali, setiap usai membaca kitab-kitab Ar-Raqa'iq. Abdullah bin Al Mubarak akan menangis. tidak sekedar menangis biasa. ia menangis seperti seekor sapi atau kambing yang disembelih Hingga -kata Nu'aim bin Hammad, salah seorang sahabatnya- tidak seorang pun yag berani bertanya padanya melainkan akan didorongnya. 

"Bila engkau tidak pernah sanggup untuk untuk bangun mengerjakan qiyamulllail dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau benar-benar orang yang diharamkan dari kebaikan, hatinya telah dibuat bebal oleh dosa, " Kata Al Fudhail bin Iyadh suatu ketika. 

Semoga anda sudah selesai mematut diri di depan cermin "kebesaran" itu. tidak mengapa.. Bukankah lebih baik terlambat, dari pada tidak sama sekali. 

 Source : Buku Secangkir Teh untuk jiwa "Tanganya telah berada di surga" (Muhammad Ihsan Zainuddin)

Sabtu, Mei 28, 2011

download kitab shahih fiqih sinnah


Bagi ikhwah yang sedang mencari kitab asli shahih fiqih sunnah yang berbahasa Arab bisa coba download di sini semoga berhasil dan bermanfaat...

Jumat, Mei 27, 2011

Mengapa Burung Tidak Takut dengan Arus Listrik


Awas, tegangan tinggi! Begitulah tulisan yang terpampang di sebuah tiang listrik. Namun, sekawanan burung nekat hinggap di atas kabel tanpa memedulikan peringatan tersebut (apa karena tidak bisa membaca ya?). Mengapa burung-burung tersebut tidak tersetrum?Listrik memberikan manfaat bagi manusia. Berbagai alat penerangan, alat rumah tangga, dan mesin industri menggunakan listrik. Selain bermanfaat, listrik juga berbahaya bagi manusia. Bahaya listrik di antaranya dapat menyetrum manusia. Peristiwa tersetrum terjadi apabila arus listrik mengalir melewati bagian tubuh makhluk hidup. Hal ini mempunyai dampak yang sangat fatal, hanya dalam hitungan detik makhluk hidup yang tersetrum bisa mati. Makin tinggi tegangan (voltag e) listrik, makin cepat listrik membawa kematian. Pada tegangan rendah, dampak tersetrum tidak terlalu parah.
Untuk meminimalisasi bahaya listrik, PLN Jepang menyediakan listrik dengan tegangan rendah, 110 volt. Tegangan ini dipandang relatif aman bagi nyawa manusia, meskipun tetap saja sakit jika tersetrum.
Namun, tidak separah tersetrum listrik 220 volt. Lagipula, orang mudah melepaskan diri ketika tersetrum listrik tegangan rendah. Makin tinggi voltase, makin “lengket” orang tersebut kepada sumber arus. PLN Indonesia masih menggunakan listrik dengan tegangan 220 volt. Tegangan ini cukup tinggi dan bisa membunuh manusia. Mengapa di Indonesia tidak menggunakan listrik 110 volt? PLN berdalih, listrik tegangan rendah, biayanya mahal karena membutuhkan kabel yang diameternya lebih besar.
Untuk menghindarkan diri dari bahaya listrik, manusia menciptakan beragam isolator. Isolator merupakan bahan yang tidak menghantarkan listrik. Bahan-bahan seperti plastik, karet, dan kayu bersifat isolator. Karet digunakan untuk membungkus kabel untuk menghindari bahaya listrik. Untuk keamanan, pegawai PLN menggunakan sarung karet dan sepatu plastik ketika memperbaiki instalasi listrik. Kita dianjurkan menggunakan sandal karet saat menyalakan lampu. Sandal karet menghindarkan kontak tubuh kita dengan tanah (ground) sehingga mengurangi resiko tersengat listrik. Bahan yang menghantarkan listrik disebut konduktor. Logam dan air merupakan konduktor sehingga bisa mengalirkan listrik.
Kembali ke soal burung yang hinggap di kabel listrik. Pada mulanya orang mengira burung idak tersengat listrik karena kakinya terbungkus semacam “kulit plastik” yang bersifat isolator. Perkiraan ini terbantah karena tidak sedikit burung yang jatuh ke tanah dalam keadaan gosong setelah hinggap di kabel. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bisa tersetrum. Jadi, jelas kaki burung bukan isolator.
Lantas, mengapa mereka tersetrum? Arus listrik akan mengalir karena ada beda potensial di antara kedua ujungnya. Jika seseorang memegang sumber arus (misalnya kabel) dan ia berdiri di atas tanah, maka listrik mengalir dari sumber arus menuju ke tanah (ground) melewati tubuhnya. Jika orang tersebut memakai sandal karet, resiko tersetrum berkurang karena arus tidak mengalir.
Burung tidak tersetrum bila kedua kakinya berdiri di atas kabel yang sama. Saat berdiri di atas satu kabel, maka tidak ada beda potensial antara kedua kakinya, sehingga listrik tidak mengalir. Namun, jika kaki burung berdiri di atas kabel yang berbeda, maka burung itu akan tersetrum. Hal ini disebabkan kedua kabel tersebut berbeda tegangannya sehingga arus mengalir dari kabel yang bertegangan tinggi ke kabel yang bertegangan melewati tubuh burung.

(Dikutip seperlunya dari Suplemen Anak Suara Merdeka, “Yunior”, edisi 213, 2004)
Sumber : Buku Fisika kelas X setya Nurachmandani

Info Penerimaan Mahasiswa Baru Ma’had Al Birr Unismuh Makassar


Selayang Pandang

Ma'had Al-Birr Makassar adalah Lembaga Bahasa Arab dan Studi Islam yang didirikan atas kerjasama antara Yayasan Muslim Asia dengan Universitas Muhammadiyah Makassar melalui Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Yayasan Muslim Asia sendiri adalah yayasan nirlaba yang bergerak di bidang sosial sejak tahun 1992. Terdaftar secara resmi di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia. pada tahun 2005 dengan nama Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) atau Mua'sasah Muslimy Asia Al-Khairiyah dan berkedudukan di Jakarta.

Visi utama Ma'had Al-Birr Makassar adalah untuk memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat, khususnya para du'at agar dapat memahami Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Qur'an dan As-Sunnah serta berupaya untuk memasyarakatkan pengajaran Bahasa Arab dan Studi Islam. Sehingga diharapkan alumninya dapat menjadi da'i, pengajar serta pendidik di tengah-tengah masyarakat kelak.

Sistem pendidikan Ma'had Al-Birr Makassar mengacu pada Al-Qur'an dan As-sunnah. Sedang kurikulum yang dipakai sejalan dengan apa yang diterapkan pada Universitas Islam Madinah dan Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh, Saudi Arabia. Karena itu pola pembelajaran bahasa Arab dan studi Islam yang dianut merujuk kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) Jakarta, yang merupakan perguruan tinggi resmi filial dari Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh. Metodologi pengajaran disampaikan secara sistematis, variatif dengan pengantar utama bahasa Arab.

Tenaga pengajar Ma'had Al-Birr Makassar memiliki latar belakang pendidikan Sarjana, Magister dan Doktor yang berkualifikasi di bidangnya serta berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Timur Tengah dan Indonesia.

Program pendidikan di Ma'had Al-Birr Makassar ditempuh selama dua tahun (4 semester) atau setara Diploma Dua (D2). Dan sangat terbuka peluang untuk ditingkatkan menjadi 3 tahun (6 semester)/setara Diploma Tiga (D3) atau bahkan Strata Satu (S1) pada masa yang akan datang. Bagi alumni yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dapat melanjutkan ke perguruan-perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia, LIPIA Jakarta serta Perguruan-perguruan tinggi negeri maupun swasta lainnya. Alumni yang berprestasi dapat diberikan rekomendasi untuk belajar di Timur Tengah.

Di samping sebagai lembaga pendidikan, Ma'had Al-Birr Makassar memiliki program-program sosial, seperti: Pendirian Sarana Ibadah dan Pendidikan, Pengiriman da'i dalam program Safari Ramadhan di berbagai wilayah pada Kawasan Timur Indonesia, Distribusi Hewan Qurban, Program Ifthar Ramadhan, Penyaluran zakat-infak-Shadaqoh (ZIS), serta Pemberian santunan kepada anak-anak yatim, kaum dhuafa dan korban bencana alam.

Selain Ma'had Al-Birr Makassar, AMCF juga mengelola dan membina beberapa Ma'had dan Markaz Tahfizh Al-Qur'an yang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia yang bekerjasama dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), Persatuan Islam (PERSIS), serta berbagai organisasi kemasyarakatan resmi lainnya di Indonesia.

Di samping program persiapan bahasa Arab, Ma’had Al Birr juga akan membuka program Strata Satu (S1) Jurusan Syariah yang berada di bawah Naungan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar. Rencananya penerimaan Calon Mahasiswa baru untuk yang pertama kalinya ini akan dimulai di tahun ajaran 2011/2012.
(Sumber : http://www.freewebs.com/bismillah/albirr.htm/)


Pendaftaran Mahasiswa Baru
Program Syariah

Untuk masuk ke program Syariah, setiap calon mahasiswa harus memenuhi beberapa persyaratan di antaranya memiliki kemampuan Bahasa Arab Pasif dan Aktif, (karena bahasa pengantar yang akan digunakan dalam proses perkuliahan adalah bahasa Arab) di samping persyaratan-persyaratan lain yang telah ditetapkan oleh Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru. Untuk lebih jelasnya silahkan hubungi Panitia.

Program Bahasa Arab dan Studi Islam

Penerimaan mahasiswa Baru untuk program Bahasa Arab dan studi Islam, membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru setiap semester setiap tahun Ajaran, yang berarti setiap tahun ajaran penerimaan dilakukan sebanyak 2 kali, Yakni pada bulan Mei – Juni dan bulan Januari – Februari.
Setiap penerimaan mahasiswa baru, pendaftar yang berminat untuk menuntut ilmu di lembaga ini cukup banyak. Para pendaftar bukan hanya berasal dari Pondok Pesantren akan tetapi sebahagian besar dari mereka juga berasal dari sekolah yang berbasis/ berlatar belakang pendidikan umum. Setiap pendaftar wajib mengikuti ujian tertulis untuk mengetahui kemampuan awal calon mahasiswa tersebut. Bagi mahasiswa yang belum memiliki dasar Bahasa Arab sama sekali mereka akan ditempatkan pada kelas dasar/ persiapan yang selanjutnya disebut Mustawa’ Tamhidi, di tingkatan ini mahasiswa dididik dasar-dasar Bahasa Arab selama kurang lebih 6 Bulan (1 semester). Sedangkan bagi mahasiswa yang telah memiliki dasar Bahasa Arab maka akan ditempatkan di kelas-kelas yang lebih tinggi, mulai dari Mustawa’ Awwal (tingkatan Pertama), Tsani (Kedua), bahkan ada yang langsung ditempatkan di Mustawa’ Tsalits (ketiga). Ma’had ini memiliki fasilitas dan metode pembelajaran yang khas seperti :
-Bahasa pengantar Bahasa Arab,
-Kurikulum yang digunakan standar LIPIA,
-Pengajar berasal dari timur tengah dan Alumni LIPIA,
-Gedung dan ruang representative,
-Laboratorium bahasa & Perpustakaan (Kitab dan Digital),
-Dan disediakan Asrama bagi yang berasal dari daerah terpencil (Terbatas)
Waktu belajar dimulai pada Jam 08.30 – 12.00 Wita setiap hari dalam seminggu kecuali hari Sabtu dan Ahad. Dan bagi pendaftar yang memiliki kesibukan di waktu pagi, Ma’had Al Birr juga membuka kelas Sore yang berlangsung Mulai Jam 14.00 – 19.30 Wita. Untuk informasi lebih lanjut tentang Persyaratan, dan waktu pendaftaran Tahun 2011 Silahkan lihat brosur di bawah ini....