JANGAN SIA-SIAKAN WAKTUMU

HIKMAH HARI INI

Jumat, Mei 27, 2011

Mengapa Burung Tidak Takut dengan Arus Listrik


Awas, tegangan tinggi! Begitulah tulisan yang terpampang di sebuah tiang listrik. Namun, sekawanan burung nekat hinggap di atas kabel tanpa memedulikan peringatan tersebut (apa karena tidak bisa membaca ya?). Mengapa burung-burung tersebut tidak tersetrum?Listrik memberikan manfaat bagi manusia. Berbagai alat penerangan, alat rumah tangga, dan mesin industri menggunakan listrik. Selain bermanfaat, listrik juga berbahaya bagi manusia. Bahaya listrik di antaranya dapat menyetrum manusia. Peristiwa tersetrum terjadi apabila arus listrik mengalir melewati bagian tubuh makhluk hidup. Hal ini mempunyai dampak yang sangat fatal, hanya dalam hitungan detik makhluk hidup yang tersetrum bisa mati. Makin tinggi tegangan (voltag e) listrik, makin cepat listrik membawa kematian. Pada tegangan rendah, dampak tersetrum tidak terlalu parah.
Untuk meminimalisasi bahaya listrik, PLN Jepang menyediakan listrik dengan tegangan rendah, 110 volt. Tegangan ini dipandang relatif aman bagi nyawa manusia, meskipun tetap saja sakit jika tersetrum.
Namun, tidak separah tersetrum listrik 220 volt. Lagipula, orang mudah melepaskan diri ketika tersetrum listrik tegangan rendah. Makin tinggi voltase, makin “lengket” orang tersebut kepada sumber arus. PLN Indonesia masih menggunakan listrik dengan tegangan 220 volt. Tegangan ini cukup tinggi dan bisa membunuh manusia. Mengapa di Indonesia tidak menggunakan listrik 110 volt? PLN berdalih, listrik tegangan rendah, biayanya mahal karena membutuhkan kabel yang diameternya lebih besar.
Untuk menghindarkan diri dari bahaya listrik, manusia menciptakan beragam isolator. Isolator merupakan bahan yang tidak menghantarkan listrik. Bahan-bahan seperti plastik, karet, dan kayu bersifat isolator. Karet digunakan untuk membungkus kabel untuk menghindari bahaya listrik. Untuk keamanan, pegawai PLN menggunakan sarung karet dan sepatu plastik ketika memperbaiki instalasi listrik. Kita dianjurkan menggunakan sandal karet saat menyalakan lampu. Sandal karet menghindarkan kontak tubuh kita dengan tanah (ground) sehingga mengurangi resiko tersengat listrik. Bahan yang menghantarkan listrik disebut konduktor. Logam dan air merupakan konduktor sehingga bisa mengalirkan listrik.
Kembali ke soal burung yang hinggap di kabel listrik. Pada mulanya orang mengira burung idak tersengat listrik karena kakinya terbungkus semacam “kulit plastik” yang bersifat isolator. Perkiraan ini terbantah karena tidak sedikit burung yang jatuh ke tanah dalam keadaan gosong setelah hinggap di kabel. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bisa tersetrum. Jadi, jelas kaki burung bukan isolator.
Lantas, mengapa mereka tersetrum? Arus listrik akan mengalir karena ada beda potensial di antara kedua ujungnya. Jika seseorang memegang sumber arus (misalnya kabel) dan ia berdiri di atas tanah, maka listrik mengalir dari sumber arus menuju ke tanah (ground) melewati tubuhnya. Jika orang tersebut memakai sandal karet, resiko tersetrum berkurang karena arus tidak mengalir.
Burung tidak tersetrum bila kedua kakinya berdiri di atas kabel yang sama. Saat berdiri di atas satu kabel, maka tidak ada beda potensial antara kedua kakinya, sehingga listrik tidak mengalir. Namun, jika kaki burung berdiri di atas kabel yang berbeda, maka burung itu akan tersetrum. Hal ini disebabkan kedua kabel tersebut berbeda tegangannya sehingga arus mengalir dari kabel yang bertegangan tinggi ke kabel yang bertegangan melewati tubuh burung.

(Dikutip seperlunya dari Suplemen Anak Suara Merdeka, “Yunior”, edisi 213, 2004)
Sumber : Buku Fisika kelas X setya Nurachmandani

Tidak ada komentar: